PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Sampai
saat ini mortalitas dan mordibitas neonatus pada bayi preterm/premature masih
sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi lahir seperti
paru, otak dan gastrointestinal. Di Negara barat sampai 80% dari kematian
neonatus adalah akibat prematuritas, dan pada bayi yang selamat 10% mengalami
permasalahan dalam jangka panjang. Penyebab persalinan preterm sering dapat
dikenali dengan jelas. Namun, pada banyak kasus penyebab pasti tidak dapat
diketahui. Beberapa faktor mempunyai andil dalam terjadinya persalinan preterm seperti
faktor pada ibu, faktor janin dan plasenta, ataupun faktor lain seperti
sosioekonomik. Berdasarkan uraian diatas, maka
saya tertarik
untuk membahas tentang “Prematur”.
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Memahami
patofisiologi, permasalahan, pencegahan, dan pengelolaan persalinan prematur,
sehingga membantu tenaga medik dalam pengelolaan persalinan prematur dan
memberi pengertian kepada ibu hamil dan keluarga untuk ikut serta dalam
meningkatkan upaya pencegahan persalinan prematur bagi kehamilannya.
2.
Tujuan
khusus
a.
Menjelaskan persalinan prematur
b.
Mengidentifikasi masalah yang dapat terjadi akibat
persalinan premaur
c.
Menjelaskan faktor prediposisi dan penyebab persalinan prematur,
serta penapisan terhadap pasien beresiko terjadinyan persalinan prematur
d.
Mendiskusikan cara menegakkan diagnosis
e.
|
Menjelaskan pengelolaan yang benar terhadap persalinan prematur dan
kemungkinan komplikasi yang terjadi terutama terhadap janinnya
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Prematur
Persalinan
prematur adalah persalinan yang
berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Badan kesehatan dunia (WHO) mengatakan bahwa bayi prematur adalah
bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang. Himpunan kedokteran
Fetomaternal POGI di Semarang tahun 2005 menetapkan bahwa pesalinan prematur
adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu.
B. Etiologi
Etiologi persalinan prematur sering kali tidak diketahui. Ada beberapa
kondisi medik yang mendorong untuk dilakukannya tindakan sehingga terjadi
persalinan prematur. Kondisi yang menimbulkan partus premature, antara lain:
1.
Hipertensi
Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk
mengakhiri kehamilan, hal ini menimbulkan persalinan prematur meningkat.
2.
Perkembangan Janin Terhambat.
Merupakan kondisi dimana salah satu sebabnya ialah
pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini mendorong
untuk terminasi kehamilan lebih dini.
3.
Solusio Plasenta.
Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi
persalinan prematur. Meskipun sebagian besar terjadi pada matur. Pada pasien
dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan terulang menjadi lebih besar.
|
4.
Plasenta Previa.
Sering kali berhubungan dengan persalinan prematur
akibat harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila terjadi
perdarahan banyak maka kemungkinan kondisi janin kurang baik karena hipoksia.
5.
Kelainan Rhesus.
Sebelum ditemukan anti D imunoglabulin maka kejadian
induksi menjadi berkurang, meskipun demikian hal ini masih sering terjadi.
6.
Diabetes.
Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali
maka dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Tapi saat ini dengan
pemberian insulin dan diet yang terprogram, umunya gula darah dapat
dikendalikan.
Kondisi yang menimbulkan kontraksi :
Ada beberapa
kondisi ibu yang merangsang terjadinya kontraksi spontan, kemungkinan telah
terjadi produksi prostaglandin.
1.
Kelainan Bawaan Uterus
Meskipun jarang terjadi tetapi dapat dipertimbangkan
hubungan kejadian partus preterm dengan kelainan uterus yang ada.
2.
Ketuban Pecah Dini.
Mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau
sebaliknya. Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti serviks inkompeten,
hidramnion, kehamilan ganda, infeksi vagina dan serviks dan lain-lain. Infeksi
asenden merupakan teori yang cukup kuat dalam mendukung terjadinya amnionitis
dan kemungkinan ketuban pecah.
3.
Serviks Inkompeten.
Hal ini mungkin menjadi penyebab abortus selain partus
preterm. Riwayat tindakan serviks dapat dihubungkan dengan terjadinya
inkompeten. Chamberlain dan Gibbings menemukan 60% dari pasien serviks
inkompeten pernah mengalami abortus spontan dan 49% mengalami pengakhiran
kehamilan pervaginam.
4.
Kehamilan Ganda
Sebanyak 10% pasien dengan partus preterm ialah
kehamilan ganda dan secara umum kehamilan ganda mempunyai masa gestasi yang
lebih pendek.
C.
Tanda Dan Gejala / Manifestasi Klinik
Tanda-tanda klinis dari persalinan
preterm adalah didahului dengan adanya kontraksi uterus dan rasa menekan pada
panggul ( menstrual like cramp , low back pain ) kemudian diikuti dengan
keluarnya cairan vagina yang mengandung darah diikuti penipisan atau pemendekan
servik. Selanjutnya Iams, dkk ( 1994 ), mengemukakan bahwa gejala klinis
tersebut merupakan tanda-tanda terakhir dari proses persalinan preterm oleh
karena hal tersebut terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya persalinan.
D.
Diagnosis
Beberapa Kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman
persalinan prematur, yaitu :
1.
Kontraksi
yang berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10
menit
2.
Adanya
nyeri pada punggung bawah (low back pain)
3.
Perdarahan
bercak
4.
Perasaan
menekan daerah serviks
5.
Pemeriksaan
serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan
50-80%
6.
Presentasi
janin rendah, sampai mencapai spina isiadika
7.
Selaput
ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan prematur
8.
Terjadi
pada usia kehamilan 22-37 minggu
E.
Prognosis
Enzim sitokinin
dan prostaglandin, ruptur membran, ketuban pecah, aliran darah ke plasenta yang
berkurang mengakibatkan nyeri dan intoleransi aktifitas yang menimbulkan
kontraksi uterus, sehingga menyebabkan persalinan prematur.
Akibat dari
persalinan premature berdampak pada janin dan pada ibu.
1.
Pada janin, menyebabkan kelahiran yang
belum pada waktunya sehingga terjadilah imaturitas jaringan pada janin. Salah
satu dampaknya terjadilah imaturitas paru yang menyebabkan resiko cidera pada
janin.
2.
Sedangkan pada ibu, resiko tinggi pada
kesehatan yang menyebabkan ansietas dan kurangnya informasi tentang kehamilan
mengakibatkan kurangnya pengetahuan untuk merawat dan menjaga kesehatan saat
kehamilan.
F.
Penatalaksanaan
Mengingat belum sempurnanya alat-alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di
luar uterus maka perlu diperhatikan :
1.
Pengaturan
suhu
Bayi
prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermi bila berada di lingkungan
yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relatif
lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan. Cara lain untuk mempertahankan
suhu tubuh bayi sekitar 36ºC – 37ºC adalah dengan memakai alat persprekheat
shield yang diselimuti pada bayi didalam inkubator.
2.
Makanan
bayi
Makanan
bayi prematur, reflek isap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung
masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang. Disamping
itu kebutuhan protein 3-5 gr/hari dan tinggi kalor (110 kg/kal/hari). Agar
berat badan bertambah bertambah sebanyak-banyaknya. Oleh karena mudahnya
terjadi regurgitasi dan peneumonia aspirasi pada BBLR, maka hal-hal dibawah ini
harus diperhatikan pada pemberian minum bayi tersebut.
a.
Bayi
diletakkan pada posisi kanan dan membantu mengosongkan lambung atau dalam
posisi setengah duduk dipangkuan perawat atau tidur tengkurap
b.
Sebelum
susu diberikan untuk mencegah perut kembung, bayi diberi minum sedikit-sedikit
dengan perlahan dan hati-hati. Penambahan susu tiap kali minum tidak boleh
lebih dari 5 ml tiap kali.
c.
Sesudah
minum bayi didudukan atau diletakkan di atas pundak selama 10-15 menit untuk
mengeluarkan udara di lambung dan kemudian di tidurkan pada sisi kanan atau
tidur dalam posisi tengkurap.
d.
Bila
bayi biru atau mengalami kesukaran bernafas pada waktu minum, kepala bayi harus
segera direndahkan 300, cairan di mulut dan faring dihisap.
Bagi ibu :
a.
Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu seperti makan-makanan yang
bergizi
b.
Menjaga kebersihan payudara dan personal hygiene
c.
Istirahat yang cukup
d.
Memberikan dukungan psikososial terhadap ibu
BAB III
CONTOH KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S 25 TAHUN
G1POAO HAMIL 34
MINGGU, JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERIN
Tanggal
pengkajian : 03
April 2011
Pukul : 09.00 wib
Tempat : BPS
Pengkaji : Endah Mustikasari
I.
Data Subjektif
a. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny S Nama : Tn H
Umur : 25
tahun Umur : 30 tahun
Suku bangsa: Sunda Suku
bangsa: Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :
Kawalu Alamat : Kawalu
b.
Keluhan
Utama
Ibu mengeluh mules-mules sejak pukul 02.00 WIB
dan keluar lendir bercampur darah sejak pukul 04.00 WIB dan ibu juga mengeluh
keluar air-air 04.30 WIB. Ibu mengatakan mulesnya sering sekitar 3-4x tiap 10
menit, dan jam 09.00 keluarganya memanggil bidan untuk memeriksa keadaannya
c. Riwayat Menstruasi
|
Ibu mengatakan
pertama kali menstruasi pada usia 13 tahu dengan konsistensi cair,
banyaknya ± 2 kali ganti pembalut/hari,
siklus ± 28 hari, lamanya 7 hari,
kadang-kadang disertai dengan nyeri pada awal menstruasi. Hari pertama haid
terakhir 01 Agustus 2010.
d. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan yang pertama bagi
ibu maupun suaminya, usia ibu pada waktu menikah 24 tahun, dan suami berusia 29 tahun, sehingga lamanya menikah sudah satu tahun.
e. Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan ini anak pertama
dan belum pernah keguguran.
Usia kehamilannya 8 bulan. Ibu mengatakan pertama kali merasakan gerakan janin
pada usia kehamilan bulan, dan sekarang ibu masih merasakan gerakannya lebih kuat. Ibu
mengatakan setiap bulan selalu memeriksakan kehamilannya ke bidan dan
kadang-kadang ke dokter, dan sudah mendapat imunisasi TT 2x yaitu pada usia
kehamilan 4 bulan dan 5 bulan di puskesmas. Ibu tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan warung dan jamu-jamuan selama kehamilan ini kecuali
yang diberikan oleh bidan dan dokter.
Selama kehamilan ibu belum pernah
merasakan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan, namun saat ini sering merasakan
keluhan badan sering terasa pegal-pegal. Ibu merasa khawatir dan cemas dengan
usia kehamilannya yang semakin membesar.
f. Riwayat kesehatan / penyakit yang diderita sekarang dan
dulu atau operasi.
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang mengalami
penyakit berat, seperti jantung, hipertensi, dan lain-lain. Ibu juga mengatakan
tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit keturunan, semua keluarganya
juga tidak ada yang mempunyai penyakit, baik penyakit berat ataupun penyakit
keturunan. Dalam keluarga juga tidak ada riwayat keturunan kembar.
g. Riwayat
Penyakit keluarga
Ibu juga mengatakan tidak sedang dan tidak pernah
menderita penyakit keturunan, semua keluarganya juga tidak ada yang mempunyai
penyakit, baik penyakit berat ataupun penyakit keturunan. Dalam keluarga juga
tidak ada riwayat keturunan kembar.
h. Riwayat ginekology
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang mempunyai
penyakit yang berhubungan dengan alat kandungan, serta tidak pernah mengalami
perkosaan.
i.
Riwayat
KB
Ibu mengatakan sebelum kehamilan ini, ibu tidak
pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun karena ingin punya anak. Setelah kehamilan ini, ibu berencana
akan menggunakan alat kontrasepsi tapi belum tahu KB apa yang akan digunakan.
j.
Riwayat
Sosial Ekonomi
Ibu mengatakan, suami dan keluarga besarnya merasa senang
dan mendukung kehamilan ini. Ibu mengatakan
dalam keluarganya yang dominan mengambil keputusan adalah suami. Ibu juga tidak
pernah merokok, minum alkohol maupun obat-obatan terlarang, namun ada anggota
keluarga yang merokok yaitu suaminya. Ibu berencana akan melahirkan di rumah
oleh bidan.
k. Pola
kebiasaan sehari-hari
1)
Pola Makan/Minum
Ibu mengatakan makan kurang lebih 3
kali sehari dengan menu bervariasi seperti sayur-sayuran, tahu, tempe dan
daging. Minum kurang lebih 8 gelas sehari, tidak ada pantangan makan ataupun
minum.
2)
Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAB kurang lebih
1xsehari dengan konsistensi lembek dan BAK 6-8 kali sehari dengan warna jernih
kekuningan, tidak ada penyulit dalam BAB ataupun BAK.
3)
Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur malam kurang
lebih 8 jam dan tidur siang kurang lebih 2 jam.
4)
Personal hygiene
Ibu biasa mandi dan gosok gigi 2
kali sehari, keramas 2 hari sekali. Ibu biasa menggunakan pakaian dari bahan
yang menyarap keringat, ganti pakaian 2 kali sehari, ganti celana dalam 2 kali
sehari.
5)
Pola Aktivitas
Aktivitas yang biasa dilakukan
pekerjaan ibu rumah tangga seperti menyapu, mengepel, mencuci pakaian, mencuci
piring, memasak, dan lain-lain.
6)
Pola Hubungan Seksual
Dalam pola hubungan seksual kurang
lebih 2 kali dalam seminggu dan tidak ada keluhan dalam melakukan hubungan seksual.
II.
DATA
OBJEKTIF
a. Keadaan
umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Emosional : Stabil
b. Antropometri
Tinggi Badan : 150 cm
BB Sebelum Hamil : 48 kg
BB Sekarang : 55 kg
Kenaikan BB : 7 kg
LILA : sebelum hamil 23 cm, setelah hamil
jadi 25 cm
c. Tanda-tanda
Vital (TTV)
1) Tekanan
Darah : 120/80 mmHg
2) Nadi : 84 kali/menit
3) Respirasi : 24 kali/menit
4) Suhu
: 370C
d. Pemeriksaan
Fisik
1)
Kepala :
Bersih, rambut tidak rontok dan tidak
berketombe
2)
Muka :
Normal, oedema tidak ada, cloasma
gravidarum tidak ada.
3)
Mata :
Konjungtiva tidak anemis, sclera putih,
kelopak dan palpebr tidak oedema.
4)
Mulut :
Bersih, tidak ada stomatitis, caries,
maupun tonsilitas. Bibir dan lidah berwarna kemerahan.
5)
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening, tidak ada pembesaran thyroid, tidak ada pelebaran vena jugularis.
6)
Dada :
Bentuk simetris, bunyi jantung murni
regular, suara paru-paru bersih tidak ada wheezing. Putting menonjol,
pembengkakan tidak ada, dimpling tidak ada, pengeluaran cairan colostrums ada
sedikit.
7)
Abdomen :
Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi
TFU
Mc. Donald : 29 cm
TBBA : 2430-2790 gram
a)
Leopold I : Tinggi fundus
uteri 3 jari di bawah px,
teraba bulat, kurang melenting dan lunak (bokong).
b)
Leopold II : Bagian
yang teraba pada samping kanan perut ibu.
Adalah bagian besar janin dan teraba memanjang ( punggug ) dan
bagian yang teraba pada samping kiri ibu adalah bagian kecil ( punggung kanan
).
c)
Leopold III : Bagian
terbawah janin teraba keras, bulat dan melenting
(kepala), sudah masuk PAP.
d)
Leopold IV : divergen
Auskultasi : DJJ
142x/menit reguler
HIS : Positif 3x10’ 45-50” kuat
8)
Ektremitas atas dan bawah : Simetris, oedema tidak ada, varises tidak ada,
reflek
patella +/+, tidak ada kekakuan sendi, kuku tidak pucat, pergerakan normal.
9) Anogenital
:
a) Inspeksi
:
Tidak ada oedema, tidak ada
varises, tampak lender bercampur darah, perineum tidak ada luka bekas parut
b) Pemeriksaan
dalam
Vulva vagina tidak ada kelainan,
portio tipis lunak, pembukaan 7 cm, ketuban sudah pecah sejak pukul 04.30 WIB,
sisa cairan jernih, kepala hodge III, UUK kanan depan ibu, tidak ada moulase,
blood show ada.
III.
ANALISA
G1P0A0 hamil
34 minggu
inpartu kala I fase aktif, janin tunggal hidup intra uterin presentasi belakang
kepala.
IV.
PENATALAKSANAAN
a. Memberitahukan
hasil pemeriksaan pemeriksaan pada ibu dan keluarga → ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
b. Memberikan
support pada ibu agar ibu lebih tenang dalam menghadapi persalinannya dan
menganjurkan keluarga untuk
mendukung ibu supaya ibu tidak khawatir akan persalinannya. Menganjurkan ibu
untuk terus bersabar dan berdo’a agar persalinannya berjalan normal→ ibu
menjadi lebih tenang dan terus berdo’a
c. Menganjurkan
kepada ibu untuk makan dan minum saat tidak ada HIS→ Ibu mau mengikuti anjuran
bidan
d. Menganjurkan
ibu miring kiri sesekali miring kanan jika pegal untuk mempercepat kemajuan
persalinan supaya ibu merasa nyaman dan peredaran darah ke bayi tidak
terganggu→Ibu mau mengikuti anjuran bidan
e. Mengajarkan
ibu tekhnik relaksasi, yaitu dengan cara menarik nafas dari hidung dan mengeluarkannya
dari mulut secara perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk jangan dulu mengedan,
apabila rasa mulesnya sangat mengganggu, keluarga ibu bisa membantu mengurangi
rasa sakitnya dengan memassage bagian pinggang ibu
f. Menganjurkan
ibu untuk tidak menahan kencing, karena kandung kencing yang penuh akan
menghambat penurunan kepala dan meningkatkan resiko perdarahan setelah
persalinan→ Ibu mau mengikuti anjuran bidan
g. Mengobservasi
keadaan ibu, his, DJJ, tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan→ Terlampir
dalam partograf
h. Mempersiapkan
peralatan dan perlengkapan persalinan.
CATATAN
PERKEMBANGAN PERSALINAN
ASUHAN
KALA II
Tanggal pengkajian : 03 April 2011,
pukul 11.00 WIB
1.
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mulesnya semakin kuat, dan ingin BAB
2.
OBJEKTIF
a.
Keadaan
umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan
emosional : Baik
b.
Tanda-tanda
Vital
Denyut
nadi : 90x/menit
Respirasi : 22x/menit
c.
Terlihat
tanda-tanda kala II, yaitu adanya dorongan untuk meneran, tekanan pada anus,
perineum menonjol, vulva dan anus membuka
d.
Pemeriksaan
Fisik
HIS : 5x10’ 45-50” kuat
Auskultasi : DJJ 145x/menit, regular
Pemeriksaan dalam : Vulva vagina tidak ada kelainan,
portio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban sudah pecah, kepla hodge III+,
UUK kanan depan ibu, tidak ada moulase, blood show ada
3.
ASSESMENT
G1P0A0 hamil 34 minggu inpartu kala II, janin tunggal hidup
intra uterin presentase belakang kepala.
4.
PENATALAKSANAAN
a.
Menginformasikan
hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, bahwa saat ini pembukaannya sudah
lengkap dan ibu boleh mulai mengedan apabila merasa mules seperti yang sudah
diajarkan→ ibu bersiap-siap untuk mengedan.
b.
Mengajarkan
ibu cara mengedan yang benar, yaitu apabila ibu merasa mules, kedua tangan
menarik kaki ke arah perut dan kepala sedikit diangkat, mata dibuka sambil
melihat perut, menarik nafas dari hidung kemudian mulai mengedan seperti BAB
keras→ibu mengerti
c.
Mengatur
posisi sesuai dengan keinginan ibu dan menganjurkan suami ibu untuk membantu
ibu mengatur posisi yang senyaman mungkin → ibu mau posisi setengah duduk
d.
Memberi
support dan menganjurkan keluarga ubtuk terus mendukung ibu supaya ibu dapat
melalui masa persalinan ini dengan tenang → Keluarga terus mendampingi
e.
Meminta
ibu meneran saat ada his dan berisitirahat saat tidak ada his. Mengecek DJJ
apabila ibu tidak merasa mules. Meminta suami ibu untuk memberi ibu minum
apabila ibu tidak mules → Keluarga tampak kooperatif
f.
Melakukan
pertolongan pada kelahiran janin :
1)
Saat
kepala janin terlihat di vulva pada diameter 5-6 cm, pasang handuk bersih untuk
mengeringkan janin pada perut ibu, dan meletakan kain yang bersih, dilipat 1/3
bagiannya dibawah bokong ibu.
2)
Pada
saat sub occiput tampak dibawah simfisis,
tangan kanan melindungi perineum dengan di alas lipatan kain dibawah pantat
ibu, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi
yang terlalu cepat saat kepala lahir
3)
Memeriksa
adanya lilitan tali pusat pada leher bayi, ternyata tidak ada lilitan tali
pusat
4)
Menunggu
hingga kepala bayi selesai melakukan paksi luar secara spontan
5)
Setelah
kepala bayi melakukan putaran paksi luar, menempatkan kedua telapak tangan
secara biparietal pada kepala janin, menarik secara hati-hati ke arah bawah
sampai bahu anterior lahir.
6)
Kemudian
melakukan sanggah susur dengan cara : setelah bahu lahir, tangan kanan
menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian posterior, sementara tangan kiri
memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan dan lengan lahir.
7)
Setelah
badan dan lengan lahir, tangan kiri tetap berada diatas daerah klitoris untuk
melindungi klotoris dan alat genetalia eksterna bagian atas juga menyusuri
punggung ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah.
8)
Setelah
seluruh badan bayi lahir, pegang bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian
rupa hingga menghadap ke arah penolong kemudian menilai bayi. Pukul 12.01 WIB
bayi lahir spontan letak belakang kepala, menangis kuat, tonus otot baik. Warna
kulit kemerahan. Jenis kelamin perempuan.
9)
Kemudian
meletakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan,
segera mengeringkan bayi,
KALA III PERSALINAN
Tanggal : 03 April 2011, pukul 12.07 WIB
1. SUBJEKTIF
Ibu
mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya, dan ibu merasa lelah dan
pegal-pegal serta sedikit mules di perut bawah.
2. OBJEKTIF
a.
K/U
: Tampak lelah Kesadaran
: CM Emosi : Stabil
b.
Uterus
: Tidak ada janin kedua, kontraksi baik, TFU : Sepusat
c.
Kandung
kemih : Kosong
d.
Tampak tali pusat di vulva
e.
Belum ada tanda-tanda pelepasan plasenta
3. ASESSMENT
P1Ao, inpartu kala III
4. PENATALAKSANAAN
a.
Memberitahukan bahwa ibu akan disuntik →
ibu bersedia
b.
Memberikan suntik oksitosin 10 unit
secara IM di paha kanan ibu
c.
Menjepit tali pusat dengan klem pertama
dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama lalu pegang tali pusat diantara
kedua klem menggunakan tangan kiri dengan perlindungan jari-jari tangan kiri
memotong tali pusat diantara dua klem
d.
Memberikan bayi pada ibu untuk segera
dilakukan inisiasi menyusui dini, lalu menyelimuti ibu dan bayi → Ibu terlihat
senang setelah bayinya lahir
e.
Meletakan satu tangan di atas kain pada
perut ibu, di tepi atas simfisis untuk mengecek kontraksi uterus
f.
Saat teraba uterus kontraksi, segera
melakukan PTT yaitu melakukan tekanan kea rah dorsocranial pada uterus ibu
secara serentak, yaitu dengan cara berdiri di samping kanan ibu, memindahkan
klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm di depan vulva. Meletakan tangan kiri pada
abdomen ibu yang beralaskan kain tepat diatas tulang pubis menggunakan tangan
ini untuk meraba kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat melakukan
penegangan pada tali pusat secara terkendali
g.
Setelah terlihat ada tanda-tanda
pelepasan plasenta berupa : perubahan bentuk uterus menjadi globuler, tali
pusan memanjang, dan adanya perubahan tiba-tiba, meminta ibu untuk sedikit
meneran sambil tangan kiri melakukan penekanan kea rah dorsocranial pada perut
dan tangan kanan menegangkan tali pusat kearah atas dan bawah mengikuti jalan
lahir.
h.
Hingga plasenta terlihat di depan vulva
lalu plasenta di pegang dengan kedua tangan dengan lembut putar plasenta searah
jarum jam → pukul 12.15 WIB plasenta lahir spontan
i.
Setelah plasenta lahir, segera melakukan
massase pada fundus uterus sebanyak 15 detik, yaitu dengan cara meletakan
telapak tangan pada fundus uteri, dengan lembut tapi mantap gerakan tangan
dengan arah memutar searah jarum jam hingga uterus berkontraksi.
j.
Memeriksa kelengkapan plasenta dan
selaput ketuban. Plasenta lahir spontan, lengkap, ukuran sedang, panjang tali
pusat ± 50 cm, berat plasenta ± 500 gram, inseri tali pusat centralis, jumlah
kotiledon ± 18.
k.
Mengevaluasi adanya perdarahan dan
laserasi pada vagina dan perineum → terdapat laserasi derajat II. Segera
dilakukan penjahitan dengan teknik jelujur
l.
Mengevaluasi kembali perdarahan → jumlah
perdarahan ± 300 cc
PERSALINAN
KALA IV
Tanggal 03 April 2011 pukul : 12.30 WIB
1. SUBJEKTIF
Ibu
masih merasa mules dan pegal-pegal. Ibu senang karena persalinan telah berjalan
dengan lancar, dan kondisi bayinya sehat.
2. OBJEKTIF
a. K/U
: Tampak kelelahan, Kesadaran : CM, Emosi : Stabil
b. TAnda
vital : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 90 x per menit
Respirasi : 20 x permenit
Suhu : 37,1º C
c. TFU
: Sepusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan normal.
3. ASESSMENT
P1Ao
inpartu kala IV
4. PENATALAKSANAAN
a. Memberitahu
ibu bahwa persalinan sudah selesai dan ibu dalam keadaan baik → Ibu mengetahui
hasil pemeriksaan
b. Membersihkan
seluruh tubuh ibu dari kotoran darah dan cairan lainnya
c. Mengajari
ibu untuk mengenali kontraksi uterus dan melakukan massase uterus apabila
kontraksi uterus tidak baik atau lembek → Ibu tau cara memassase uterus
d. Menganjurkan
ibu untuk makan dan minum, istirahat, serta memeluk bayinya → Ibu mau mengikuti
anjuran bidan
e. Membereskan
peralatan bekas pakai dengan melakukan dekontaminasi, cuci bilas dan
sterilisasi peralatan bekas pakai
f. Memeriksa
kontraksi setiap 15 menit sekali pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua →
Lembar observasi terlampir pada partograf
g. Memeriksa
tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada jam
pertama dan 30 menit pada jam kedua → lembar observasi terlampir pada partograf
h. Memberitahukan
tentang tanda bahaya nifas dan ibu harus segera mamanggil bidan jika terdapat
salah satu tanda bahaya tersebut → Ibu mengerti
i.
Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK
→ Ibu mengerti
j.
Melengkapi partograf
ASUHAN
KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
BAYI
Ny. S UMUR 1 JAM, FISIOLOGIS
No Register / Rekam Medik : 20110200425
Tanggal pengkajian : 03 April 2011
Tempat Pengkajian : BPS
Pengkaji :
Endah Mustikasari
NIM :
MA 0409011
I.
SUBJEKTIF
A.
IDENTITAS
/ BIODATA
1.
IDENTITAS
BAYI
Nama bayi : Bayi Ny S
Tanggal lahir/hari/jam : 03 April 2011/Minggu/12.01 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
BB :
2200 gram
PB :
50 cm
2.
IDENTITAS
ORANG TUA
Istri Suami
Nama :
Ny S Nama : Tn H
Umur : 25 tahun Umur :
30 tahun
Suku
bangsa: Sunda Suku
bangsa: Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan :
IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :
Kawalu Alamat : Kawalu
B.
ANAMNESA
1. Riwayat
Penyakit Kehamilan
Ibu mengatakan bahwa di dalam
kehamilannya tidak mempunyai riwayat penyakit yang berat dan membahayakan
kehamilannya
2. Kebiasaan
Waktu Hamil
Ibu mengatakan bahwa makan 3x
sehari dengan menu bervariasi. Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan lain
kecuali obat yang diberikan oleh bidan atau dokter dan ibu juga tidak pernah
merokok atau meminum minuman keras.
3. Riwayat
Persalinan Sekarang
Ibu mengatakan persalinannya
ditolong oleh bidan di BPS. Jenis persalinannya normal, lamanya persalinan ± 12
jam, ketuban pecah spontan, tidak ada komplikasi baik pada ibu maupun bayi.
Bayi lahir spontan dengan Apgar skor 7-8
4. Resusitasi
Tidak dilakukan karena keadaan bayi
baik dan hanya dilakukan sedot lender saja.
II.
DATA
OBJEKTIF
1. Keadaan
Umum : Baik
2. Suhu : 37ºC
3. Pernafasan : 50x/menit
4. Pemeriksaan
fisik secara sistematis
a.
Kepala :
Benjolan (-), kelainan (-)
b.
Ubun-ubun : Teraba datar,
Sutura ada
c.
Muka :
Simetris, Oedema (-), Luka (-)
d.
Mata :
Simetris, Sklera putih, konjungtiva merah
muda, reflek pupil (+), Oedema (-)
e.
Telinga :
Simetris, Pendengaran (+)
f.
Hidung :
Simetris, bersih, pernafasan cuping
hidung (-), Lubang hidung ada
g.
Mulut :
Bibir simetris, warna bibir dan lidah
kemerahan, kelainan (-), reflek rooting +/+, reflek menghisap kuat
h.
Leher :
Pembengkakan kelenjar thyroid (-),
Pembengkakan KGB (-), Pelebaran vena jugularis (-).
i.
Dada :
Simetris, putting susu ada dan menonjol
j.
Abdomen :
Perut datar, pembengkakan (-)
k.
Tali pusat : Insfeksi (-),
perdarahan (-), pembengkakan (-), bersih
l.
Punggung :
Tulang punggung bayi tidak ada kelainan,
spina bifida (-)
m.
Ekstremitas atas dan bawah : Bentuk
simetris, jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan
n.
Genetalia : Scrotum sudah
ada, Lubang uretra sudah ada, testis sudah turun ke scrotum
o.
Anus :
Lubang anus ada, mekonium (+)
5. Reflek
a. Reflek
Moro : Ada
b. Reflek
Rooting : Ada
c. Reflek
Sucking : Ada dan kuat
d. Reflek
Graps/plantar : Ada
6. Antropometri
a. Lingkar
kepala : 32 cm
b. Lingkar
dada : 31 cm
c. LLA : 10 cm
7. Eliminasi
a. Miksi : Bayi sudah miksi dengan warna jernih
b. Mekonium : Sudah ada dengan warna hijau kehitaman
III.
ANALISA
Bayi Ny S dengan umur 1 jam
fisiologis
IV.
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan
hasil pemeriksaan kepada keluarga→ibu
mengerti
2. Mengobservasi
K/U, TTV
3. Melakukan
inform konsen mengenai tindakan yang akan dilakukan
4. Memberitahu
ibu agar selalu menjaga kehangatan bayinya
5. Menjelaskan
cara menyusui yang benar, memberikan ASI→ibu mengerti dan mau melakukannya
6. Menganjurkan
ibu untuk menyusui bayi minimal 6 bulan→ ibu mengerti dan mau melakukannya
7. Menganjurkan
ibu untuk mengimunisasikan bayinya sesuai dengan jadwal→ibu mau menjalankan apa yang dianjurkan bidan
8. Memberitahukan
ibu cara merawat bayi yang baik dan benar dan cara merawat tali pusat bayi
9. Apabila terjadi tanda-tanda bahaya, segera membawa ke
fasilitas yang lebih lengkap.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bayi bisa
terlahir prematur karena ada sebabnya, dan sebab itu sangat beragam.
Sebab-sebab tersebut ada yang datang dari sang ibu ada juga yang datang dari
sang bayi. Kelahiran prematur juga mempunyai akibat tersendiri terhadap si
bayi. Salah satu akibatnya adalah sang bayi akan mengalami masalah kesehatan
pada minggu-minggu awal kehidupannya.
Bayi yang terlahir prematur juga
membutuhkan perawatan inkubator saat setelah lahir hingga si bayi bisa di bawa
pulang. Gunanya untuk menyamakan suhu udara saat bayi masih di dalam kandungan
dengan setelah ia lahir.
B.
Saran
Disini
kami akan menerima kritik dan saran dari pembaca. Baik secara langsung maupun
tidak langsung guna untuk mencapai hasil yang maksimal. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat. Umumnya bagi kami dan khususnya bagi pembaca.
|
DAFTAR PUSTAKA
Markum AH, Asril Aminullah, dkk. 1981. Kegawatan Pada Anak. FKUI:
Jakarta.
R. Stright, Barbara. Keperawatan Ibu.-BBL. EGC: Jakarta.
Mansjoer, Arif, Kuspuji Triyanti, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran.
Media Aesculapius: Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pusatka:
Jakarta
KELAINAN
LAMANYA KEHAMILAN
PREMATUR
MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan kebidanan
IV (Patologi Kebidanan)
Disusun Oleh :
ENDAH MUSTIKASARI
MA0409011
PRORAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA KENCANA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA KENCANA
TASIKMALAYA
2011
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur seraya dilimpahkan kehadirat-Nya yakni Allah
SWT. Sehingga penulis dapat menyelesaikan asuhan kebidanan IV (Patologi
kebidanan) yang
berjudul “Prematur”.
Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW.
Adapun tugas ini disusun untuk memenuhi tugas asuhan
kebidanan IV. Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan yang dihadapi. Namun
akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Mengingat hal itu penulis menyadari
bahwa dalam menyelesaikan makalah ini penulis tidak lepas dari kesulitan dan
kekurangan yang dihadapi.
Untuk itu semua saran dan kritik yang sifatnya mambangun,
penulis terima dengan tangan terbuka. Besar harapan penulis semoga makalah ini
bermanfaat khususnya bagi penulis pada umumnya bagi semua untuk menambah ilmu
pengetahuan.
Tasikmalaya,
April 2011
Penyusun
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Prematur............................................................................... 2
B. Etiologi Prematur................................................................................... 2
C. Tanda dan gejala / manifestasi
klinik..................................................... 4
D. Diagnosis................................................................................................ 4
E. Prognosis................................................................................................ 5
F. Penatalaksanaan..................................................................................... 5
BAB III CONTOH KASUS
1. Subjektif................................................................................................ 7
2. Objektif............................................................................................... 10
3. Analisa................................................................................................. 12
4. Penatalaksanaan.................................................................................. 12
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 25
B. Saran.................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
|
Top 5 Casinos Near Richmond, Virginia - Mapyro
BalasHapusThe closest casino to Richmond, VA is: 777 시흥 출장마사지 Harrah's Cherokee, 부천 출장샵 with 창원 출장안마 more to come! Location, 김포 출장마사지 Address, 경기도 출장샵 Reviews.